Filsafat Manusia
Pengantar Filsafat Manusia
Filsafat
Manusia adalah suatu cabang dari Filsafat yang mengupas tentang arti menjadi
manusia. Filsafat Manusia termasuk dalam kajian Ontologi atau Metafisika Filsafat
Manusia biasa disebut juga, Antropologia
Metafisika atau Psikologi Metafisis Manusia adalah mahluk yang berhadapan
dengan diri sendiri dalam dunianya.
Inti
Pokok Filsafat
Manusia
Kasdin
Sitohang: mengatakan bahwa ada 2 inti pokok dalam
mempelajari Filsafat Manusia, yaitu :
–
Memelajari
Filsafat Manusia untuk mendapatkan Hakekat Manusia
–
Memelajari Filsafat
Manusia untuk mendapatkan Fungsi dari keberadaan manusia di dunia.
Aspek
Filsafat Manusia
Ada
3 aspek dalam memahami
hakekat manusia, yaitu :
–
Ekstensif (luas jangkauannya),
meliputi pembahasan yang berhubungan dengan Sifat, Gejala, Kegiatan, dan segala
sesuatu yang meyangkut pada segala bidang.
–
Intensif (mendalam), meliputi pembahasan
yang mengarah pada intisari dari manusia.
–
Kritis(sikap dasar
filsafat), upaya untuk mendapatkan sari-sari yg penting dari kenyataan atau
pengalaman hidup
Sisi Filsafat Manusia
Memandang
manusia bisa dilihat dari dua sisi, yaitu :
–
Eksternal,
melihat manusia dari sisi Tubuh yang sifatnya materi.
–
Internal,
melihat manusia dari sisi Jiwa atau Rohani, dan kesadaran
Metode Filsafat Manusia
•
Metode Kritis
Melakukan
kegiatan kritis dari pendapat para filusuf tentang manusia. Biasanya dengan
metode ini tidak membawa ke arah pemahaman yang benar-benar positif.
Bertitik tolak pada penggunaan bahasa sehari-hari dengan
menyelidiki hubungan bahasa dengan pikiran, dan kegunaan bahasa dalam ilmu
pengetahuan dan filsafat
Metode ini berusaha untuk menemukan kembali pengalaman
asli dan fundamental melalui beberapa langkah, yaitu, fenomena hanya diselidiki
sejauh disadari secara langsung, dan fenomena diselidiki sejauh merupakan
bagian dari dunia yang dihidupi sebagai keseluruhan.
- ·
Metode Metafis dan Spiritual:
Metode ini menelusuri manusia dari sisi yg ada di balik
yg kelihatan, yg menetukan eksistensi manusia
- ·
Metode Refleksi, Analisa Transendental dan Sintesis
Metode ini menelusuri manusia secara utuh tanpa melupakan
keragaman aspek-aspeknya.
Ciri Khas Manusia
•
Ciri fisik
–
Sikapnya yang tegak
sehingga membebaskan tangan untuk melakukan eksplorasi dan manipulasi
–
Jari-jari tangan yang
mudah bergerak serta kemampua lengan bergerak memutar
–
Otak dan kepala yang
besar serta sistem syaraf yang lebih sempurna dari mahluk lain
•
Manusia mempunyai alat
berupa bahasa untuk menyebarkan kebudayaannya
•
Manusia mempunyai daya
cipta yang bisa berulang, dan ciptaannya bisa kompleks sifatnya.
•
Manusia mahluk sosial
dan politik
•
Hanya manusia yang
sadar akan sejarah dan mempunyai tradisi kebudayaan yang terus menerus
•
Manusia mempunyai
apresiasi estetik
•
Manusia mempunyai hati
nurani
•
Manusia adalah mahluk
yang religius
Watak Manusia dan Masyarakat
-
Thomas Hobbes (1588 – 1679), manusia merupakan mahluk yang jahat
(Homo Homini Lupus) sehingga harus diatur oleh hukum dan pemerintahan yang tak
dapat digulingkan (Leviathan). Sifat dasar manusia adalah bersaing,
agresif, loba, anti sosial dan bersifat kebinatangan. Negara berfungsi untuk menyatukan
manusia untuk tidak saling memebunuh.
- Jean Jacques Rousseau (1712 – 1778)Manusia merupakan mahluk baik,
masyarakat yang membuat manusia jahat (mementingkan diri sendiri dan bersifat
merusak). Negara berfungsi untuk memungkinkan
manusia untuk mendapatkan kembali sifat kebaikannya yang asli.
Ciri
Khas Manusia sebagai Mahluk Hidup
- Asimilasi,
yaitu berkembang dan mengembangkan diri dengan mengubah yang dimakan dan
dicerna menjadi substansinya sendiri.
-
Memperbaiki dan
memulihkan, yaitu mengerjakan dari substansinya sendiri, dari dalam
dirinya, dari apa yang dibuat oleh organismenya.
- Mereproduksi,
yaitu kemampuan untuk melipatgandakan diri, membuat dalam dirinya bibit yang
akan menjadi mahluk hidup baru.
- Responsif,
yaitu kemampuan merespon stimulus yang diberikan padanya oleh alam sekitarnya,
( daya adaptasi).
- Punya tujuan, yaitu kemampuan menentukan tujuan.
Manusia punya tujuan hidup dan untuk mencapainya mereka memanfaatkan apa yang
ada disekitarnya dengan
Manusia
sebagai Mahluk Hidup
•
Mahluk
hidup tersusun dari bagian-bagian yang mempunyai ciri khas bahwa mereka
bersama-sama merupakan suatu keseluruhan yang terstruktur, mempunyai fungsi
tertentu, semua bagian saling bergantung, sehingga mahluk hidup adalah suatu
keseluruhan yang berhirarki dan tersusun.
•
Dapat
disimpulkan bahwa mahluk hidup punya 2 unsur yang esensial, pertama,
keseluruhan yang berorgan dan tersusun, yang dinamakan badan. Kedua,
kesatuan substansial yang disebut jiwa. Kedua bersatu dan dikenal dengan nama
mahluk hidup, satu substansi walaupun tetap berbeda dan dari kodrat yang
berlainan.
•
Definisi
tentang mahluk hidup, yaitu suatu substansi natural yang terbentuk dari badan
dan jiwa, dari keseluruhan yang berorgan dan kesatuan fundamental, dari suatu
struktur indrawi dan subjektifitas metaindrawi.
Beberapa konsep tentang “Jiwa”
•
Jiwa
adalah suatu elemen yang indrawi, halus, panas dan dinamik seperti nafas dan
darah yang terdapat dalam organisme secara total atau definitif.
•
Peranan
Jiwa sebagai kesatuan substansial dan metafisika. Jiwa adalah menstrukturkan
dan menyatukan. Jiwa bukan suatu keseimbangan harmonis dari organisme itu,
melainkan keseluruhan kegiatan “sinergis” yang hanya mampu dilakukan mahluk
hidup.
•
Jiwa
merupakan unsur pokok yang pertama, jiwa harus menjadi prinsip hidup, prinsip
kesadaran, interioritas, pemikiran dan kebebasan.
Konsep Jiwa
- Plato
mengatakan jiwa merupakan satu substansi yang eksistensinya mendahului badan,
yang untuk sementara waktu tertutup didalam badan seperti layaknya sebuah
penjara bagi jiwa. Jiwa adalah sesuatu yang ”ada” dan badan adalah sesuatu ada
yang lain (dualisme).
- Aristoteles mengatakan Jiwa dan Badan merupakan satu
kesatuan yang utuh yang tidak dapat dipisahkan yang menyatu dan dikenal sebagai
mahluk hidup. Jiwa dan badan merupakan 2 unsur esensial yang saling melengkapi
dalam satu substansi yang sama (monisme).
Gagasan tentang Jiwa menghadapi
2 keberatan
- Dewasa
ini kehidupan dapat dibuat di laboratorium, ini membuktikan bahwa mahluk hidup
hanya tersusun dari unsur-unsur indrawi dan fisik.
- Ahli
biologi dan psikologi menjelaskan pembentukan dan tingkah laku mahluk hidup
tanpa menggunakan gagasan tentang jiwa yang dapat merugikan
penyelidikan-penyelidikan mereka.
Struktur
Jiwa
•
•
Jiwa
menurut Whitehead punya struktur yang sifatnya hierarkis dimana taraf yang
tertinggi diduduki oleh taraf
rasional, dalam melaksanakan tugasnya taraf ini didukung oleh
taraf-taraf lain seperti taraf
organik (benda mati), taraf
vegetatif (tumbuhan) taraf
sensitif (binatang). Taraf yang rendah mempunyai fungsi saling
berhubungan dan mendukung taraf tertinggi yaitu taraf rasional.
–
Taraf organik (benda mati) sifatnya statis tidak memperkenalkan unsur baru yang muncul
dari keinginan mewujudkan cita-cita pribadi.
–
Taraf vegetatif (tumbuhan) lebih menunjukkan aktifitas jiwa yang efektif
dengan adanya unsur pembaharuan (adaptasi dengan lingkungan).
–
Taraf sensitif (binatang) sudah muncul kesadaran akan diri dan lingkungan, bersamaan
dengan kemampuan analisis terhadap pengalaman-pengalaman fisik.
–
Taraf rasional terjadi pembaruan terus menerus yang menjadi begitu efektif di dalam
sejarah kehidupan manusia, karena dalam diri manusia ada kesadaran intelektual
yang punya kemampuan sangat efektif untuk menyederhanakan pengalaman dan
memberi tekanan kepada segi yang dianggap
penting sambil menyingkirkan yang dianggap tidak relevan.
•
Karakter Spesifik Badan Manusia
•
Badan
itu tidak berada diluar intimitasi kita secara total dan juga tidak sama secara
sempurna dengan keakuan kita yang paling dalam; bahwa dia tidak merupakan suatu
objek saja maupun suatu subjektivitas semata.
•
Badan
itu harus didefinisikan berhubungan erat dengan dunia dan partisipasinya dengan
jiwa, sehingga yang akan dibicarakan adalah badan hidup pada umumnya.
Mahluk Hidup Mengatasi Batas-batas “Ketubuhannya”
•
Dispersi, yaitu mahluk hidup selalu berusaha untuk mempertahankan kesatuannya
yang dapat membedakannya dari semua yang
lain dan menjadi suatu individu.
•
Mahluk
hidup berusaha mengatasi kepasifan
tubuh. Manusia berusaha beradaptasi, bereproduksi, bekerja demi kelangsungan
hidupnya, namun mereka tidak bisa mempercepat atau memperlambat eksistensinya,
seperti tubuh makin tua yang lama kelamaan menimbulkan ketidakmampuan.
•
Mahluk
hidup mengalami keterbatasan,
dimana setiap mahluk hidup tidak pernah menjadi dirinya secara total dan
sempurna dan tidak pernah mencapai keadaan yang dicita-citakannya.
KESALAHTAFSIRAN
TENTANG TEORI EVOLUSI
•
Teori evolusi tidak
berarti semua bentuk yang hidup itu cenderung mengarah kepada manusia, atau
akan berubah menjadi jenis lain.
•
Teori
evolusi berbeda dengan darwinisme. Darwinisme adalah suatu penjelasan bagaimana
satu jenis dapat muncul dari jenis lain.
•
Teori
evolusi bukan keterangan tentang watak dan asal dari kehidupan itu sendiri
tetapi tentang proses perubahan.
•
Teori
evolusi tidak seharusnya mengingkari agama atau kepercayaan kepada Tuhan.
PERBEDAAN MANUSIA BARAT
DAN TIMUR
BADAN DAN JIWA (1)
Aliran-Aliran
Monisme
• Pengertian: aliran yg menolak
pandangan bhw badan dan jiwa merupakan dua unsur yg terpisah. Badan dan jiwa
adalah satu substansi. Keduanya satu kesatuan yg membentuk pribadi manusia.
• Tiga bentuk aliran ini:
materialisme, teori identitas dan idealisme. Materialisme = menempatkan materi
sbg dasar bagi sgala hal yg ada (fisikalisme). Manusia juga bersumber pd
materi. Manusia tdk pernah melampaui potensi jasmaninya. Jiwa tdk punya
eksistensi sendiri. Jiwa bersumber dr materi. Eksistensi jiwa bersifat
kronologis (hasil hub sebab akibat). Reduksi humanitas pd dimensi fisik punya
implikasi negatif pd penilaian atas aktivitas mental.
• Teori identitas = menekankan hal
berbeda dr materialisme, tp mengakui aktivitas mental manusia. Ini menjadi ciri
khas manusia. Letak perbedaan jiwa dan badan hanya pd arti bukan referensi.
Badan dan jiwa merupakan dua elemen yg sama.
• Idealisme = ada hal yg tdk dpt
diterangkan semata berdasarkan materi, spt pengalaman, nilai dan makna. Itu
hanya punya arti bila dihubungkan dg sesuatu yg imaterial yaitu jiwa. Rene
Descartes dg cogito ergo sumnya menjadi peletak dasar dr idealisme.
Dualisme
• Pengertian = badan dan jiwa
adalah dua elemen yg berbeda dan terpisah. Perbedaannya ada dlm pengertian dan
objek.
• Empat cabang: interaksionisme,
okkasionalisme, paraleleisme dan epifenomenalisme. 1) Interaksionisme
=fokus pd hubungan timbal balik antara badan dan jiwa. Peristiwa mental bs
menyebabkan peristiwa badani dan sebaliknya. 2) Okkasionalisme =
memasukkan dimensi ilahi dlm membicarakan hub badan dan jiwa. Hub peristiwa
mental dan fisik bisa terjadi dengan campur tangan ilahi. 3) Paralelisme
= sistem kejadian ragawi terdapat di alam, sedangkan sistem kejadian kejiwaan
ada pd jiwa manusia. Dlm diri manusia ada dua peristiwa yg berjalan seiring
yaitu peristiwa mental dan fisik, namun satu tdk jd sumber bagi lainnya.
• 4) Epifenomenalisme =
melihat hub jiwa dan badan dari fungsi syaraf. Satu2nya unsur utk menyelidiki
proses kejiwaan adalah syaraf.
• TANGGAPAN SINGKAT: 1) Pandangan
monisme bertentangan dg hakekat manusia sesungguhnya. Plato berkata, badan dan
jiwa punya sifat yg berbeda. Badan sementara, jiwa abadi. Kelemahan
materialisme= tdk bisa melihat bhw pengalaman bersifat personal. 2) Pandangan
dualisme, khususnya paralelisme yg mengatakan badan jiwa dua hal yg terpisah,
tdk terkait, sulit diterima. Perbuatan baik muncul dr niat yang baik. Manusia
adalah makhluk rohani dan jasmani sekaligus.
Badan
Manusia
• Badan = elemen mendasar dlm
membentuk pribadi manusia. Apa pengertian badan? Pandangan tradisional,
badan=kumpulan berbagai entitas material yg membentuk makluk. Mekanisme gerakan
badan bersifat mekanistik. Pandangan ini tdk memberikan pandangan utuh ttg
manusia. Badan hrs dimengerti melebihi dimensi fisik. Badan menyangkut keakuan.
Membicarakan tubuh adalah membicarakan diri (Gabriel Marcel).
• Hakekat badan bukan pertama-tama
terletak pd dimensi materialnya, tapi dlm seluruh aktivitas entitas yg terjadi
dlm badan: tertawa, menangis, berjalan, lari, duduk, dll.
Jiwa
manusia
• Badan manusia tdk memiliki
apa-apa tanpa jiwa. Tidak ada keakuan bila dilepaskan dari jiwa. Dlm pandangan
tradisional jiwa – makluk halus, tdk bs ditangkap indera. Konsep ini
menempatkan jiwa di luar hakekat manusia. Ini ditolak. Jiwa harus dipahami sebagai
kompleksitas kegiatan mental manusia. Jiwa menyadarkan manusia siapa dirinya.
• James P Pratt menunjuk ada empat
kemampuan dasar jiwa manusia. Pertama, menghasilkan kualitas
penginderaan. Kedua, Mampu menghasilkan makna yg berasal dr
pengeinderaan khusus. Ketiga, mampu memberi tanggapan thdp hasil
penginderaan. Empat, memberi tanggapan pd proses yg terjadi dlm pikiran
demi kebaikan.
KESIMPULAN
• Agustinus: manusia hanya bs melakukan
penilaian thdp tindakannya krn dorongan dr jiwa. Jiwa mendorong manusia utk
melakukan hukum-hukum moral yg diketahui. Praktek moral sehari-hari adalah
tanda berfungsinya jiwa dlm diri seseorg. Kemampuan jiwa menunjukkan bhw
kegiatan manusia bukan mekanistik.
KESIMPULAN:
Realitas manusiawi – realitas prinsipial terbentuk dr dua elemen, yaitu material
dan spiritual. Badan dan jiwa = satu kesatuan yg membentuk eksitensi manusia.
Jiwa tdk bs berfungsi baik kalau tdk ada
badan. Badan manusia bukan mekanistik, tapi dinamika dari jiwa itu sendiri.
BADAN DAN JIWA (2)
Kegiatan-Kegiatan Sebagai Ciri
Khas Makhluk Hidup
-
Sebagai
makhluk hidup, manusia termasuk di dalam suatu kelompok besar yang mengandung
tumbuh-tumbuhan dan binatang.
-
Setiap
jenis makhluk hidup merealisir gagasan hidup masing-masing, yang nampak nyata
pada spesies manusia.
-
Aktivitas
hidup membuat kita mengerti bagaimana makhluk hidup pada umumnya dan manusia
pada khususnya berbeda secara radikal dengan mesin, meskipun mesin mampu
melakukan tugas-tugas yang tak dapat dilaksanaka dengan baik oleh binatang
maupun manusia.
Kegiatan
yang dapat disebut sebagai ciri khas makhluk hidup antara lain :
1.
Asimilasi
Mukluk hidup berkembang dan
mengembangkan diri dengan mengubah apa yang dimakan dan dicerna menjadi
substansinya sendiri.
2.
Memperbaiki
dan memulihkan luka-lukanya
Dikerjakan dari substansinya
sendiri, dari dalamnya sendiri, dan dibuat oleh organismenya sendiri.
3.
Mereproduksi
Mereproduksi / Melipatgandakan diri,
membuat dalam dirinya bibit atau tunas yang akan menjadi suatu makhluk hidup
yang akan menjadi gambarannya dan menjadi penerus spesiesnya.
4.
Bereaksi
Makhluk hidup bereaksi terhadap
pengaruh-pengaruh yang diterimanya, keadaan-keadaan yang “mengkondisikan”
eksistensinya. Makhluk hidup mampu beradaptasi dan readaptasi terus-menerus,
dan menjadi tujuan bagi dirinya sendiri. Dalam hal manusia, menentukan sendiri
cita-cita dan tujuan-tujuannya.
Kodrat Makhluk Hidup
-
Secara
esensial, makhluk hidup adalah sesuatu yang menyempurnakan dirinya sendiri.
-
Dia
mempunyai kemampuan untuk bergerak sendiri, untuk tumbuh, dan mengembangkan
dirinya.(filsuf-filsuf Yunani)
-
Ciri
khas makhluk hidup adalah kemampuannya melaksanakan kegiatan imanen (kegiatan
yang efeknya tetap di dalam makhluk), maupun melakukan kegiatan transitif
(kegiatan yang memproduksi suatu suatu efek di luar diri pelakunya.
-
Karena
menyempurnakan dirinya sendiri (otoperfektif), maka makhluk hidup perlu
mempunyai suatu kesatuan substansial.
-
Kesatuan
substansial adalah kesatuan yang dinamis dan yang menstrukturkan sumber pertama
dari aktivitas-aktivitas yang beraneka ragam dan terkoordinir pada setiap
makhluk hidup yang primordial.
-
Kesatuan
substansial tersebut adalah juga sesuatu yang interior dan natural.
-
Interior,
karena dia tidak terjadi dari penggabungan materi-materi, tetapi sebaliknya
karena dari dirinyalah makhluk hidup mengembangkan diri. Merupakan semacam
pusat atau inti yang darinya memancar seluruh aktivitas makhluk hidup dan ke
arahnya operasi kembali.
-
Natural,
karena tidak terjadi pada
Aliran-Aliran
Monisme
-
Monisme
adalah aliran filsafat yang menolak pandangan bahwa badan dan jiwa merupakan
dua unsur yang terpisah.
-
Aliran
ini menyatakan bahwa jiwa dan badan merupakan satu substansi.
-
Aliran
ini memiliki 3 bentuk: materialisme,teori identitas dan idelisme
Dualisme
-
Dualisme
adalah aliran fisafat yang mengajarkan pandangan bertentangan dg monisme.
Aliran ini berpendapat bahwa badan dan jiwa merupakan dua elemen yang berbeda
dan terpisah. Dan perbedan kedua nya pada pengertian dan objeknya.
•
Dualisme memiliki empat cabang yakni:
Interaksionalisme, okkasionalisme,
paralelisme dan epifenomenalisme.
Badan Manusia
Badan
adalah dimensi manusia yang paling nyata. Badan merupakan bagian elemen dasar
yg membentuk manusia.
-
BF.
Skinner: termasuk yg mengaki pandangan tersebut. Ia mengidentifikasikan seluruh
gerakan badan - manusia dengan geakan mesin, yg seluruh aktivitasnya terjadi
karena hubungan sebab akibat.
-
Gabrel
Marcel: Badan itu menyangkut ke” aku”an. Oleh karena itu, sangat tepat
mengatakan” membicarakan tubuh adalah
membicarakan diri.
Jiwa Manusia
-
Badan
tidak memiliki arti apa-apa tanpa jiwa.
-
Pandangan
tradisional, bahwa jiwa dimengerti sebagai makluk halus/kekuatan halus.
-
Jiwa
menjadi penggerak seluruh aktivitas fisik manusia
Jammes
B,. Pratt: pandangan tentang jiwa dibagi menjadi 4 kemampuan dasar dari jiwa:
1.
kualitas-kualitas penginderaan, contoh: merasakan:manis, kecut asin dll
2.penginderaan
khusus; contoh telepati
3.
Bisa merasakan, memiliki kehendak dan berusaha
4.Fungsi
moral: membedakan baik dan buruk
Kesimpulan
1.
Jadi,
realiatas manusiawi, adalah realitas yg
prinsipial terbentuk dari dua elemen, yakni elemen material dan elemen
spiritual.
2.
Dua
elemen ini merupakan dua prinsip ontologis(ada dan pengada)masnusia itu sendiri
3.
Sebagai
prinsip ontologis, manusia hanya menjadi manusia jika badan dan jiwa menyatu, sehingga penghargaan terhadap martabat manusia berkaitan dg
dua elemen tersebut.
MANUSIA DAN AFEKTIVITASNYA
Kekayaan dan Kompleksitas Afektivitas Manusia
•
Manusia mempunyai kemampuan
mengenal dan memiliki afektivitas. Kita dianugrahi afektivitas,
maka kita bisa merasa puas dengan memandang alam semesta , hal-hal yang menarik perhatian, dan yang menggerakkan hati kita.
Seluruh kegiatan afektivitas bersandar pada dua hal,
yaitu :
1.
Mencintai: Cinta sebagai akibat afektivitas yang baik.
Ini disebut afektivitas positif.
2.
Benci: sebagai akibat dari
sesuatu yang jelek yang disebut afektifitas negatif.
Apa yang Bukan Perbuatan Afektif ?
•
Sejauh kita mengenal seseorang kita dapat mencintainya,
dan hanya dengan mencintainya sungguh-sungguh kita dapat mengertinya. Namun,
mencintai bukanlah mengerti dan mengerti bukanlah mencintai.
Pengetahuan tentang cara melakoni kehidupan tidak mengubah dg sendirinya afektivitas
subjek tsb. Orang bs pintar bicara tentang cinta, tetapi tidak selalu secara
afektif menjalankan nilai cinta itu.
Afektivitas
dan Kehidupan
Afektif
•
Harus
meliputi semua sikap jiwa, dari mana subjek didorong dari dalam (entah utk
mendekati apa yang baginya baik atau melawan apa yang baginya sesuatu yang
buruk). Maka afeksi (affectio,
affectus, affection) bukan hanya perasaan lembut dan ramah, tetapi juga
semua yang terjadi padanya entah yang baik atau buruk, bidang fisik maupun
psikologis.
Apa itu Afektivitas?
Afektivitas termasuk dalam unsur-unsur pokok dasariah
cara kita berada di dunia dan dimensi-dimensi esensial roh kita.
Apa yang Merupakan
Perbuatan
Afektif?
Hidup afektif atau afektivitas adalah keseluruhan dari
perbuatan afektif yang dialami oleh subjek dan juga dinamisme-dinamisme
perbuatan-perbuatannya Perbuatan
afektif sungguh berbeda dari perbuatan mengenal. Hal ini disebabkan:
•
Perbuatan afektif itu lebih
pasif dari perbuatan mengenal. Perbuatan afektif subjek lebih
dipengaruhi/dikuasai oleh objek. Akibatnya dalam perbuatan,
subjek lebih dikenal oleh pihak objek.
•
Perbuatan afektif juga lebih
bersifat realistis, karena subjek lebih diuntungkan dengan apa yang khusus dan
nyata dalam objek itu.
Kondisi-Kondisi
Afektifitas
Manusia
Supaya ada afektifitas harus ada suatu daya tarik-menarik
atau suatu ikatan kesamaan atau gabungan tertentu antara si subjek dan objek
perbuatan afektifnya.
Plato dan Aristoteles mendefinisikan kebaikan atau yang
baik itu sebagai
apa-apa yang dapat dijadikan objek dari keinginan atau dari kecenderungan,
sebagai apa-apa yang cocok dgn seseorang.
Kehendak
manusia seperti Hidup,
Cinta,
Kebenaran,
Keindahan,
Keadilan,
Kebebasan,
Kreativitas
dll.
Ditinjau dari sudut subjek, maka nilai itu membangkitkan dalam dirinya rasa hormat
dan kekaguman, menimbulkan persetujuan dan keterlibatannya dan sebagai gantinya
menjanjikan kepadanya penyempurnaan.
Dipandang
dari dalam diri sendiri nilai itu adalah
sesuatu yang betul-betul berharga, yang pantas diperoleh dengan perjuangan
keras dan makin orang dengan sepenuh hati memperjuangkan itu makin itu atau menyamakan diri sebagai lebih kaya,
nilai bersandar pada Yang Mutlak atau menyamakan diri dengan-Nya yang melebihi
semua objek dimana nilai direalisir.
Untuk
terjadinya perbuatan afektif tidak cukup bahwa subjek itu
mengenal apa yang menarik baginya atau menyenangkan, tetapi ia juga secara
fundamental dan langsung siap sedia untuk mengalaminya sebagai suatu yang
diinginkan atau ditolak.
Kesenangan harus dicurigai?
Dari semua afektif, mungkin
kesenanganlah yang merupakan cara yang paling sesuai dengan kodariat kita.
Sekurang-kurangnya, kesenanganlah yang kita cari secara paling spontan.
Lawan dari Kesenangan
adalah Penderitaan
Adalah
cara afektif yang timbul dalam diri kita oleh karena salah satu
kecenderungan-kecenderungan kita dilawan, dirintangi, digagalkan, entah karena
objek kecenderungan itu luput atau ditarik kembali dari kita, entah kita tidak
sampai mencapainya, mempergunakannya, atau berkomunikasi dengannya.
Kecurigaan Kaum Moralis terhadap Kesenangan
Sekurang-kurangnya
kecurigaan mereka terhadap orang-orang yang dalam segala hal mencoba melulu
mencari kesenangan, sungguh tanpa dasar.
Cinta akan diri, sesama dan Tuhan
Makin saya mencintai diri saya sendiri, makin saya tidak
mencintai yang lain karena cinta akan diri sendiri sama dengan egoisme. Ajaran agama mengatakan
cintailah sesamamu seperti kamu sendiri. Ini berarti
hormat kepada keutuhan dan kekhususaan diri sendiri, cinta dan pengertian akan
diri sendiri, tidak terpisahkan dari hormat, cinta dan pengertian akan orang
lain.
Cinta yang Paling dalam Berasal dari Kebebasan yang Luhur
Cinta paling dalam membuat kita menjadi manusia autentik.
Melalui cinta kita bisa menangkap
hubungan-hubungan erat yang mempersatukan kita dan kebebasan, yang mengikat kita
kepada kesederhanaan.
Objek dan
Watak
Kodrati
Kehendak
Hal yang
dikehendaki oleh manusia secara mutlak adalah kebaikan atau ada sebagai
kebaikan. Sepanjang hidup ini, Tuhan tidak dikenal secara lengkap. Itu sebabnya
mengapa manusia bisa tidak mengarah kepada-Nya pada taraf kesadaran jernihnya.
Keaslian Kehendak
Keaslian kehendak itu adalah keaslian pengetahuan
intelektual, walau tidak dapat berada tanpa pengetahuan inderawi, namun
sifatnya lebih tinggi dan tidak bisa direduksikan kepada pengetahuan inderawi.
Dua
argumen klasik mengenai kehendak, yaitu:
•
Argumen
persetujuan umum, sebagian besar manusia percaya bahwa mereka dilengkapi dengan
kehendak bebas, kehendak manusia adalah bebas.
•
Argumen
psikologis, sebagian besar manusia secara spontan mengakui kebebasan sebagai
hasil pengalaman.