Sabtu, 04 November 2017

Filsafat Manusia




Filsafat Manusia

Pengantar Filsafat Manusia

Filsafat Manusia adalah suatu cabang dari Filsafat yang mengupas tentang arti menjadi manusia. Filsafat Manusia termasuk dalam kajian Ontologi atau Metafisika Filsafat Manusia biasa disebut juga, Antropologia Metafisika atau Psikologi Metafisis Manusia adalah mahluk yang berhadapan dengan diri sendiri dalam dunianya.
 
Inti Pokok Filsafat Manusia

Kasdin Sitohang: mengatakan bahwa ada 2 inti pokok dalam mempelajari Filsafat Manusia, yaitu :
     Memelajari Filsafat Manusia untuk mendapatkan Hakekat Manusia
     Memelajari Filsafat Manusia untuk mendapatkan Fungsi dari keberadaan manusia di dunia.
 
Aspek Filsafat Manusia
Ada 3 aspek dalam memahami hakekat manusia, yaitu :
     Ekstensif (luas jangkauannya), meliputi pembahasan yang berhubungan dengan Sifat, Gejala, Kegiatan, dan segala sesuatu yang meyangkut pada segala bidang.
     Intensif (mendalam), meliputi pembahasan yang mengarah pada intisari dari manusia.
     Kritis(sikap dasar filsafat), upaya untuk mendapatkan sari-sari yg penting dari kenyataan atau pengalaman hidup

Sisi Filsafat Manusia
Memandang manusia bisa dilihat dari dua sisi, yaitu :
     Eksternal, melihat manusia dari sisi Tubuh yang sifatnya materi.
     Internal, melihat manusia dari sisi Jiwa atau Rohani, dan kesadaran

Metode Filsafat Manusia

      Metode Kritis
            Melakukan kegiatan kritis dari pendapat para filusuf tentang manusia. Biasanya dengan metode ini tidak membawa ke arah pemahaman yang benar-benar positif.
  • Metode Analitika Bahasa
Bertitik tolak pada penggunaan bahasa sehari-hari dengan menyelidiki hubungan bahasa dengan pikiran, dan kegunaan bahasa dalam ilmu pengetahuan dan filsafat
  • Metode Fenomenologi
Metode ini berusaha untuk menemukan kembali pengalaman asli dan fundamental melalui beberapa langkah, yaitu, fenomena hanya diselidiki sejauh disadari secara langsung, dan fenomena diselidiki sejauh merupakan bagian dari dunia yang dihidupi sebagai keseluruhan.
  • ·         Metode Metafis dan Spiritual:
Metode ini menelusuri manusia dari sisi yg ada di balik yg kelihatan, yg menetukan eksistensi manusia
  • ·        Metode  Refleksi,  Analisa Transendental dan Sintesis 
                Metode ini menelusuri manusia secara utuh tanpa melupakan keragaman aspek-aspeknya.

Ciri Khas Manusia
 
      Ciri fisik
     Sikapnya yang tegak sehingga membebaskan tangan untuk melakukan eksplorasi dan manipulasi
     Jari-jari tangan yang mudah bergerak serta kemampua lengan bergerak memutar
     Otak dan kepala yang besar serta sistem syaraf yang lebih sempurna dari mahluk lain
      Manusia mempunyai alat berupa bahasa untuk menyebarkan kebudayaannya
      Manusia mempunyai daya cipta yang bisa berulang, dan ciptaannya bisa kompleks sifatnya.
      Manusia mahluk sosial dan politik
      Hanya manusia yang sadar akan sejarah dan mempunyai tradisi kebudayaan yang terus menerus
      Manusia mempunyai apresiasi estetik
      Manusia mempunyai hati nurani
      Manusia adalah mahluk yang religius

Watak Manusia dan Masyarakat
  • Thomas Hobbes (1588 – 1679), manusia merupakan mahluk yang jahat (Homo Homini Lupus) sehingga harus diatur oleh hukum dan pemerintahan yang tak dapat digulingkan (Leviathan). Sifat dasar manusia adalah bersaing, agresif, loba, anti sosial dan bersifat kebinatangan. Negara berfungsi untuk menyatukan manusia untuk tidak saling memebunuh.
  • Jean Jacques Rousseau (1712 – 1778)Manusia merupakan mahluk baik, masyarakat yang membuat manusia jahat (mementingkan diri sendiri dan bersifat merusak). Negara berfungsi untuk memungkinkan manusia untuk mendapatkan kembali sifat kebaikannya yang asli. 

Ciri Khas Manusia sebagai Mahluk Hidup

  • Asimilasi, yaitu berkembang dan mengembangkan diri dengan mengubah yang dimakan dan dicerna menjadi substansinya sendiri. 
  •   Memperbaiki dan memulihkan, yaitu mengerjakan dari substansinya sendiri, dari dalam dirinya, dari apa yang dibuat oleh organismenya.
  •  Mereproduksi, yaitu kemampuan untuk melipatgandakan diri, membuat dalam dirinya bibit yang akan menjadi mahluk hidup baru.
  •  Responsif, yaitu kemampuan merespon stimulus yang diberikan padanya oleh alam sekitarnya, ( daya adaptasi).
  • Punya tujuan, yaitu kemampuan menentukan tujuan. Manusia punya tujuan hidup dan untuk mencapainya mereka memanfaatkan apa yang ada disekitarnya dengan  


Manusia sebagai Mahluk Hidup

       Mahluk hidup tersusun dari bagian-bagian yang mempunyai ciri khas bahwa mereka bersama-sama merupakan suatu keseluruhan yang terstruktur, mempunyai fungsi tertentu, semua bagian saling bergantung, sehingga mahluk hidup adalah suatu keseluruhan yang berhirarki dan tersusun.
       Dapat disimpulkan bahwa mahluk hidup punya 2 unsur yang esensial, pertama, keseluruhan yang berorgan dan tersusun, yang dinamakan badan. Kedua, kesatuan substansial yang disebut jiwa. Kedua bersatu dan dikenal dengan nama mahluk hidup, satu substansi walaupun tetap berbeda dan dari kodrat yang berlainan.
       Definisi tentang mahluk hidup, yaitu suatu substansi natural yang terbentuk dari badan dan jiwa, dari keseluruhan yang berorgan dan kesatuan fundamental, dari suatu struktur indrawi dan subjektifitas metaindrawi.

Beberapa konsep tentang “Jiwa”

       Jiwa adalah suatu elemen yang indrawi, halus, panas dan dinamik seperti nafas dan darah yang terdapat dalam organisme secara total atau definitif.
       Peranan Jiwa sebagai kesatuan substansial dan metafisika. Jiwa adalah menstrukturkan dan menyatukan. Jiwa bukan suatu keseimbangan harmonis dari organisme itu, melainkan keseluruhan kegiatan “sinergis” yang hanya mampu dilakukan mahluk hidup.
       Jiwa merupakan unsur pokok yang pertama, jiwa harus menjadi prinsip hidup, prinsip kesadaran, interioritas, pemikiran dan kebebasan.

Konsep Jiwa
  • Plato mengatakan jiwa merupakan satu substansi yang eksistensinya mendahului badan, yang untuk sementara waktu tertutup didalam badan seperti layaknya sebuah penjara bagi jiwa. Jiwa adalah sesuatu yang ”ada” dan badan adalah sesuatu ada yang lain (dualisme). 
  • Aristoteles mengatakan Jiwa dan Badan merupakan satu kesatuan yang utuh yang tidak dapat dipisahkan yang menyatu dan dikenal sebagai mahluk hidup. Jiwa dan badan merupakan 2 unsur esensial yang saling melengkapi dalam satu substansi yang sama (monisme). 

Gagasan tentang Jiwa menghadapi 2 keberatan
 
  • Dewasa ini kehidupan dapat dibuat di laboratorium, ini membuktikan bahwa mahluk hidup hanya tersusun dari unsur-unsur indrawi dan fisik.
  • Ahli biologi dan psikologi menjelaskan pembentukan dan tingkah laku mahluk hidup tanpa menggunakan gagasan tentang jiwa yang dapat merugikan penyelidikan-penyelidikan mereka.

Struktur Jiwa

     
      Jiwa menurut Whitehead punya struktur yang sifatnya hierarkis dimana taraf yang tertinggi diduduki oleh taraf rasional, dalam melaksanakan tugasnya taraf ini didukung oleh taraf-taraf lain seperti taraf organik (benda mati), taraf vegetatif (tumbuhan) taraf sensitif (binatang). Taraf yang rendah mempunyai fungsi saling berhubungan dan mendukung taraf tertinggi yaitu taraf rasional.
     Taraf organik (benda mati) sifatnya statis tidak memperkenalkan unsur baru yang muncul dari keinginan mewujudkan cita-cita pribadi.
     Taraf vegetatif (tumbuhan) lebih menunjukkan aktifitas jiwa yang efektif dengan adanya unsur pembaharuan (adaptasi dengan lingkungan).
     Taraf sensitif (binatang) sudah muncul kesadaran akan diri dan lingkungan, bersamaan dengan kemampuan analisis terhadap pengalaman-pengalaman fisik.
     Taraf rasional terjadi pembaruan terus menerus yang menjadi begitu efektif di dalam sejarah kehidupan manusia, karena dalam diri manusia ada kesadaran intelektual yang punya kemampuan sangat efektif untuk menyederhanakan pengalaman dan memberi tekanan kepada segi yang dianggap penting sambil menyingkirkan yang dianggap tidak relevan.


    
    Karakter Spesifik Badan Manusia

      Badan itu tidak berada diluar intimitasi kita secara total dan juga tidak sama secara sempurna dengan keakuan kita yang paling dalam; bahwa dia tidak merupakan suatu objek saja maupun suatu subjektivitas semata.
      Badan itu harus didefinisikan berhubungan erat dengan dunia dan partisipasinya dengan jiwa, sehingga yang akan dibicarakan adalah badan hidup pada umumnya.
  Mahluk Hidup Mengatasi Batas-batas “Ketubuhannya”
      Dispersi, yaitu mahluk hidup selalu berusaha untuk mempertahankan kesatuannya yang  dapat membedakannya dari semua yang lain dan menjadi suatu individu.
      Mahluk hidup berusaha mengatasi kepasifan tubuh. Manusia berusaha beradaptasi, bereproduksi, bekerja demi kelangsungan hidupnya, namun mereka tidak bisa mempercepat atau memperlambat eksistensinya, seperti tubuh makin tua yang lama kelamaan menimbulkan ketidakmampuan.
      Mahluk hidup mengalami keterbatasan, dimana setiap mahluk hidup tidak pernah menjadi dirinya secara total dan sempurna dan tidak pernah mencapai keadaan yang dicita-citakannya.
KESALAHTAFSIRAN TENTANG TEORI EVOLUSI

      Teori evolusi tidak berarti semua bentuk yang hidup itu cenderung mengarah kepada manusia, atau akan berubah menjadi jenis lain.
      Teori evolusi berbeda dengan darwinisme. Darwinisme adalah suatu penjelasan bagaimana satu jenis dapat muncul dari jenis lain.
      Teori evolusi bukan keterangan tentang watak dan asal dari kehidupan itu sendiri tetapi tentang proses perubahan.
      Teori evolusi tidak seharusnya mengingkari agama atau kepercayaan kepada Tuhan.
PERBEDAAN MANUSIA BARAT DAN TIMUR
 


BADAN DAN JIWA (1)

Aliran-Aliran
Monisme
       Pengertian: aliran yg menolak pandangan bhw badan dan jiwa merupakan dua unsur yg terpisah. Badan dan jiwa adalah satu substansi. Keduanya satu kesatuan yg membentuk pribadi manusia.
       Tiga bentuk aliran ini: materialisme, teori identitas dan idealisme. Materialisme = menempatkan materi sbg dasar bagi sgala hal yg ada (fisikalisme). Manusia juga bersumber pd materi. Manusia tdk pernah melampaui potensi jasmaninya. Jiwa tdk punya eksistensi sendiri. Jiwa bersumber dr materi. Eksistensi jiwa bersifat kronologis (hasil hub sebab akibat). Reduksi humanitas pd dimensi fisik punya implikasi negatif pd penilaian atas aktivitas mental.
       Teori identitas = menekankan hal berbeda dr materialisme, tp mengakui aktivitas mental manusia. Ini menjadi ciri khas manusia. Letak perbedaan jiwa dan badan hanya pd arti bukan referensi. Badan dan jiwa merupakan dua elemen yg sama.
       Idealisme = ada hal yg tdk dpt diterangkan semata berdasarkan materi, spt pengalaman, nilai dan makna. Itu hanya punya arti bila dihubungkan dg sesuatu yg imaterial yaitu jiwa. Rene Descartes dg cogito ergo sumnya menjadi peletak dasar dr idealisme.
Dualisme
       Pengertian = badan dan jiwa adalah dua elemen yg berbeda dan terpisah. Perbedaannya ada dlm pengertian dan objek.
       Empat cabang: interaksionisme, okkasionalisme, paraleleisme dan epifenomenalisme. 1) Interaksionisme =fokus pd hubungan timbal balik antara badan dan jiwa. Peristiwa mental bs menyebabkan peristiwa badani dan sebaliknya. 2) Okkasionalisme = memasukkan dimensi ilahi dlm membicarakan hub badan dan jiwa. Hub peristiwa mental dan fisik bisa terjadi dengan campur tangan ilahi. 3) Paralelisme = sistem kejadian ragawi terdapat di alam, sedangkan sistem kejadian kejiwaan ada pd jiwa manusia. Dlm diri manusia ada dua peristiwa yg berjalan seiring yaitu peristiwa mental dan fisik, namun satu tdk jd sumber bagi lainnya.
       4) Epifenomenalisme = melihat hub jiwa dan badan dari fungsi syaraf. Satu2nya unsur utk menyelidiki proses kejiwaan adalah syaraf.
       TANGGAPAN SINGKAT: 1) Pandangan monisme bertentangan dg hakekat manusia sesungguhnya. Plato berkata, badan dan jiwa punya sifat yg berbeda. Badan sementara, jiwa abadi. Kelemahan materialisme= tdk bisa melihat bhw pengalaman bersifat personal. 2) Pandangan dualisme, khususnya paralelisme yg mengatakan badan jiwa dua hal yg terpisah, tdk terkait, sulit diterima. Perbuatan baik muncul dr niat yang baik. Manusia adalah makhluk rohani dan jasmani sekaligus.
Badan Manusia
       Badan = elemen mendasar dlm membentuk pribadi manusia. Apa pengertian badan? Pandangan tradisional, badan=kumpulan berbagai entitas material yg membentuk makluk. Mekanisme gerakan badan bersifat mekanistik. Pandangan ini tdk memberikan pandangan utuh ttg manusia. Badan hrs dimengerti melebihi dimensi fisik. Badan menyangkut keakuan. Membicarakan tubuh adalah membicarakan diri (Gabriel Marcel).
       Hakekat badan bukan pertama-tama terletak pd dimensi materialnya, tapi dlm seluruh aktivitas entitas yg terjadi dlm badan: tertawa, menangis, berjalan, lari, duduk, dll.
Jiwa manusia
       Badan manusia tdk memiliki apa-apa tanpa jiwa. Tidak ada keakuan bila dilepaskan dari jiwa. Dlm pandangan tradisional jiwa – makluk halus, tdk bs ditangkap indera. Konsep ini menempatkan jiwa di luar hakekat manusia. Ini ditolak. Jiwa harus dipahami sebagai kompleksitas kegiatan mental manusia. Jiwa menyadarkan manusia siapa dirinya.
       James P Pratt menunjuk ada empat kemampuan dasar jiwa manusia. Pertama, menghasilkan kualitas penginderaan. Kedua, Mampu menghasilkan makna yg berasal dr pengeinderaan khusus. Ketiga, mampu memberi tanggapan thdp hasil penginderaan. Empat, memberi tanggapan pd proses yg terjadi dlm pikiran demi kebaikan.
KESIMPULAN
       Agustinus: manusia hanya bs melakukan penilaian thdp tindakannya krn dorongan dr jiwa. Jiwa mendorong manusia utk melakukan hukum-hukum moral yg diketahui. Praktek moral sehari-hari adalah tanda berfungsinya jiwa dlm diri seseorg. Kemampuan jiwa menunjukkan bhw kegiatan manusia bukan mekanistik.
KESIMPULAN: Realitas manusiawi – realitas prinsipial terbentuk dr dua elemen, yaitu material dan spiritual. Badan dan jiwa = satu kesatuan yg membentuk eksitensi manusia. Jiwa tdk bs berfungsi baik  kalau tdk ada badan. Badan manusia bukan mekanistik, tapi dinamika dari jiwa itu sendiri.

BADAN DAN JIWA (2)

Kegiatan-Kegiatan Sebagai Ciri Khas Makhluk Hidup
-          Sebagai makhluk hidup, manusia termasuk di dalam suatu kelompok besar yang mengandung tumbuh-tumbuhan dan binatang.
-          Setiap jenis makhluk hidup merealisir gagasan hidup masing-masing, yang nampak nyata pada spesies manusia.
-          Aktivitas hidup membuat kita mengerti bagaimana makhluk hidup pada umumnya dan manusia pada khususnya berbeda secara radikal dengan mesin, meskipun mesin mampu melakukan tugas-tugas yang tak dapat dilaksanaka dengan baik oleh binatang maupun manusia.
Kegiatan yang dapat disebut sebagai ciri khas makhluk hidup antara lain :
1.      Asimilasi
            Mukluk hidup berkembang dan mengembangkan diri dengan mengubah apa yang dimakan dan dicerna menjadi substansinya sendiri.

2.      Memperbaiki dan memulihkan luka-lukanya
            Dikerjakan dari substansinya sendiri, dari dalamnya sendiri, dan dibuat oleh organismenya sendiri.

3.      Mereproduksi
            Mereproduksi / Melipatgandakan diri, membuat dalam dirinya bibit atau tunas yang akan menjadi suatu makhluk hidup yang akan menjadi gambarannya dan menjadi penerus spesiesnya.

4.      Bereaksi
            Makhluk hidup bereaksi terhadap pengaruh-pengaruh yang diterimanya, keadaan-keadaan yang “mengkondisikan” eksistensinya. Makhluk hidup mampu beradaptasi dan readaptasi terus-menerus, dan menjadi tujuan bagi dirinya sendiri. Dalam hal manusia, menentukan sendiri cita-cita dan tujuan-tujuannya.
Kodrat Makhluk Hidup
-          Secara esensial, makhluk hidup adalah sesuatu yang menyempurnakan dirinya sendiri.
-          Dia mempunyai kemampuan untuk bergerak sendiri, untuk tumbuh, dan mengembangkan dirinya.(filsuf-filsuf Yunani)
-          Ciri khas makhluk hidup adalah kemampuannya melaksanakan kegiatan imanen (kegiatan yang efeknya tetap di dalam makhluk), maupun melakukan kegiatan transitif (kegiatan yang memproduksi suatu suatu efek di luar diri pelakunya.
-          Karena menyempurnakan dirinya sendiri (otoperfektif), maka makhluk hidup perlu mempunyai suatu kesatuan substansial.
-          Kesatuan substansial adalah kesatuan yang dinamis dan yang menstrukturkan sumber pertama dari aktivitas-aktivitas yang beraneka ragam dan terkoordinir pada setiap makhluk hidup yang primordial.
-          Kesatuan substansial tersebut adalah juga sesuatu yang interior dan natural.
-          Interior, karena dia tidak terjadi dari penggabungan materi-materi, tetapi sebaliknya karena dari dirinyalah makhluk hidup mengembangkan diri. Merupakan semacam pusat atau inti yang darinya memancar seluruh aktivitas makhluk hidup dan ke arahnya operasi kembali.
-          Natural, karena tidak terjadi pada
Aliran-Aliran
Monisme
-          Monisme adalah aliran filsafat yang menolak pandangan bahwa badan dan jiwa merupakan dua unsur yang terpisah.
-          Aliran ini menyatakan bahwa jiwa dan badan merupakan satu substansi.
-          Aliran ini memiliki 3 bentuk: materialisme,teori identitas dan idelisme
Dualisme
-          Dualisme adalah aliran fisafat yang mengajarkan pandangan bertentangan dg monisme. Aliran ini berpendapat bahwa badan dan jiwa merupakan dua elemen yang berbeda dan terpisah. Dan perbedan kedua nya pada pengertian dan objeknya.
• Dualisme memiliki empat cabang yakni:
    Interaksionalisme, okkasionalisme, paralelisme dan epifenomenalisme.
Badan Manusia
Badan adalah dimensi manusia yang paling nyata. Badan merupakan bagian elemen dasar yg membentuk manusia.
-          BF. Skinner: termasuk yg mengaki pandangan tersebut. Ia mengidentifikasikan seluruh gerakan badan - manusia dengan geakan mesin, yg seluruh aktivitasnya terjadi karena hubungan sebab akibat.
-          Gabrel Marcel: Badan itu menyangkut ke” aku”an. Oleh karena itu, sangat tepat mengatakan” membicarakan  tubuh adalah membicarakan diri.
Jiwa Manusia
-          Badan tidak memiliki arti apa-apa tanpa jiwa.
-          Pandangan tradisional, bahwa jiwa dimengerti sebagai makluk halus/kekuatan halus.
-          Jiwa menjadi penggerak seluruh aktivitas fisik manusia
Jammes B,. Pratt: pandangan tentang jiwa dibagi menjadi 4 kemampuan dasar dari jiwa:
1. kualitas-kualitas penginderaan, contoh: merasakan:manis, kecut asin dll
2.penginderaan khusus; contoh telepati
3. Bisa merasakan, memiliki kehendak dan berusaha
4.Fungsi moral: membedakan baik dan buruk
Kesimpulan
1.      Jadi, realiatas manusiawi,  adalah realitas yg prinsipial terbentuk dari dua elemen, yakni elemen material dan elemen spiritual.
2.      Dua elemen ini merupakan dua prinsip ontologis(ada dan pengada)masnusia itu sendiri
3.      Sebagai prinsip ontologis, manusia hanya menjadi manusia jika badan dan jiwa menyatu, sehingga penghargaan terhadap martabat manusia berkaitan dg dua elemen tersebut.



MANUSIA DAN AFEKTIVITASNYA




Kekayaan dan Kompleksitas Afektivitas Manusia
          Manusia mempunyai kemampuan mengenal dan memiliki afektivitas. Kita dianugrahi afektivitas, maka kita bisa merasa puas dengan memandang alam semesta , hal-hal  yang menarik perhatian,  dan yang menggerakkan hati kita.
Seluruh kegiatan afektivitas bersandar pada dua hal, yaitu :
1.      Mencintai: Cinta sebagai akibat afektivitas yang baik. Ini disebut afektivitas positif.
2.      Benci: sebagai akibat dari sesuatu yang jelek yang disebut afektifitas negatif.
Apa yang Bukan Perbuatan Afektif ?
          Sejauh kita mengenal seseorang kita dapat mencintainya, dan hanya dengan mencintainya sungguh-sungguh kita dapat mengertinya. Namun, mencintai bukanlah mengerti dan mengerti bukanlah mencintai. Pengetahuan tentang cara melakoni kehidupan tidak mengubah dg sendirinya afektivitas subjek tsb. Orang bs pintar bicara tentang cinta, tetapi tidak selalu secara afektif menjalankan nilai cinta itu.

Afektivitas dan Kehidupan Afektif
          Harus meliputi semua sikap jiwa, dari mana subjek didorong dari dalam (entah utk mendekati apa yang baginya baik atau melawan apa yang baginya sesuatu yang buruk). Maka afeksi (affectio, affectus, affection) bukan hanya perasaan lembut dan ramah, tetapi juga semua yang terjadi padanya entah yang baik atau buruk, bidang fisik maupun psikologis.
Apa itu Afektivitas?
Afektivitas termasuk dalam unsur-unsur pokok dasariah cara kita berada di dunia dan dimensi-dimensi esensial roh kita.
Apa yang Merupakan Perbuatan Afektif?
Hidup afektif atau afektivitas adalah keseluruhan dari perbuatan afektif yang dialami oleh subjek dan juga dinamisme-dinamisme perbuatan-perbuatannya Perbuatan afektif sungguh berbeda dari perbuatan mengenal. Hal ini disebabkan:
          Perbuatan afektif itu lebih pasif dari perbuatan mengenal. Perbuatan afektif subjek lebih dipengaruhi/dikuasai oleh objek. Akibatnya dalam perbuatan, subjek lebih dikenal oleh pihak objek.
          Perbuatan afektif juga lebih bersifat realistis, karena subjek lebih diuntungkan dengan apa yang khusus dan nyata dalam objek itu.
Kondisi-Kondisi Afektifitas Manusia
Supaya ada afektifitas harus ada suatu daya tarik-menarik atau suatu ikatan kesamaan atau gabungan tertentu antara si subjek dan objek perbuatan afektifnya.
Plato dan Aristoteles mendefinisikan kebaikan atau yang baik itu sebagai apa-apa yang dapat dijadikan objek dari keinginan atau dari kecenderungan, sebagai apa-apa yang cocok dgn seseorang.
Kehendak manusia seperti Hidup, Cinta, Kebenaran, Keindahan, Keadilan, Kebebasan, Kreativitas dll. Ditinjau dari sudut subjek, maka nilai itu membangkitkan dalam dirinya rasa hormat dan kekaguman, menimbulkan persetujuan dan keterlibatannya dan sebagai gantinya menjanjikan kepadanya penyempurnaan.
Dipandang dari dalam diri sendiri nilai itu adalah sesuatu yang betul-betul berharga, yang pantas diperoleh dengan perjuangan keras dan makin orang dengan sepenuh hati memperjuangkan itu makin  itu atau menyamakan diri sebagai lebih kaya, nilai bersandar pada Yang Mutlak atau menyamakan diri dengan-Nya yang melebihi semua objek dimana nilai direalisir.
Untuk terjadinya perbuatan afektif  tidak cukup bahwa subjek itu mengenal apa yang menarik baginya atau menyenangkan, tetapi ia juga secara fundamental dan langsung siap sedia untuk mengalaminya sebagai suatu yang diinginkan atau ditolak.

Kesenangan harus dicurigai?
Dari semua afektif, mungkin kesenanganlah yang merupakan cara yang paling sesuai dengan kodariat kita. Sekurang-kurangnya, kesenanganlah yang kita cari secara paling spontan.
Lawan dari Kesenangan adalah Penderitaan
Adalah cara afektif yang timbul dalam diri kita oleh karena salah satu kecenderungan-kecenderungan kita dilawan, dirintangi, digagalkan, entah karena objek kecenderungan itu luput atau ditarik kembali dari kita, entah kita tidak sampai mencapainya, mempergunakannya, atau berkomunikasi dengannya.
Kecurigaan Kaum Moralis terhadap Kesenangan
Sekurang-kurangnya kecurigaan mereka terhadap orang-orang yang dalam segala hal mencoba melulu mencari kesenangan, sungguh tanpa dasar.
Cinta akan diri, sesama dan Tuhan
Makin saya mencintai diri saya sendiri, makin saya tidak mencintai yang lain karena cinta akan diri sendiri sama dengan egoisme. Ajaran agama mengatakan cintailah sesamamu seperti kamu sendiri. Ini berarti hormat kepada keutuhan dan kekhususaan diri sendiri, cinta dan pengertian akan diri sendiri, tidak terpisahkan dari hormat, cinta dan pengertian akan orang lain.
Cinta yang Paling dalam Berasal dari Kebebasan yang Luhur
Cinta paling dalam membuat kita menjadi manusia autentik. Melalui  cinta kita bisa menangkap hubungan-hubungan erat yang mempersatukan kita dan kebebasan, yang mengikat kita kepada kesederhanaan.
Objek dan Watak Kodrati Kehendak
Hal yang dikehendaki oleh manusia secara mutlak adalah kebaikan atau ada sebagai kebaikan. Sepanjang hidup ini, Tuhan tidak dikenal secara lengkap. Itu sebabnya mengapa manusia bisa tidak mengarah kepada-Nya pada taraf kesadaran jernihnya.
Keaslian Kehendak
Keaslian kehendak itu adalah keaslian pengetahuan intelektual, walau tidak dapat berada tanpa pengetahuan inderawi, namun sifatnya lebih tinggi dan tidak bisa direduksikan kepada pengetahuan inderawi. Dua argumen klasik mengenai kehendak, yaitu:
          Argumen persetujuan umum, sebagian besar manusia percaya bahwa mereka dilengkapi dengan kehendak bebas, kehendak manusia adalah bebas.
          Argumen psikologis, sebagian besar manusia secara spontan mengakui kebebasan sebagai hasil pengalaman.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Eksistensialisme dan Etos Kerja

Etos Kerja Pandangan masyarakat tentang kerja •       Masy Yunani: Plato membagi kelas dlm negara mengikuti struktur jiwa. Ada tiga...